ANALISIS GLOBAL GERAKAN-GERAKAN OLAHRAGA

ANALISIS GLOBAL GERAKAN-GERAKAN OLAHRAGA

 

Lompat Tinggi


Tujuan utama dari lompat tinggi adalah mengangkat badan setinggi mungkin agar dapat melewati mistar. Tingginya lompatan bergantung kepada tiga faktor :
  1. Pelompat harus mengembangkan daya angkat sebesar mungkin agar dapat melemparkan badan ke udara dengan kecepatan yang sebesar-besarnya. Tinggi yang dicapai oleh badan sesuai dengan kecepatan yang digunakan untuk meninggalkan tanah.
  2. Sudut tolakan sedapat mungkin mendekati tegak lurus agar dapat memusatkan gaya untuk mencapai ketinggian, namun sudut tolakan itu harus cukup untuk membawa badan dari sebelah mistar ke sebelah yang lain.
  3. Jarak dimana titik berat badan dapat diangkat terbatas. Pada sergeant jump, batas jarak itu kira-kira dua kaki dimana seorang pelompat yang terbaik dapat menolakkan titik beratnya keatas dari sikap berdiri dengan lengan disamping badan. Pelompat harus menggunakan teknik yang dapat mengatasi keterbatasan ini.
        Daya lompatan ke atas banyak berasal dari kecepatan kontraksi dan kekuatan otot-otot kaki dan tapak kaki untuk dapat menahan gaya tolak yang besar. Kecepatan bukanlah faktor yang terpenting dalam lompat tinggi, yang terutama adalah kemampuan melenting. Dari hasil survey mempelajari 18 orang pelompat tinggi yang terlatih dan 14 orang yang tidak terlatih. Ditemukan bahwa waktu yang digunakan untuk melakukan lompatan berbanding terbalik dengan tinggi lompatan. Ini berarti eksplosive power dalam melompat sangat penting di dalam mencapai tinggi maksimum. Oleh karena itu pelompat mendekati mistar dengan berlari dengan lompatan pelan dari jarak tidak lebih dari 25 kaki, hingga ia mencapai tiga atau empat langkah dari tanda tolakan. Pada langkah-langkah terakhir ini ia bergerak agak cepat dengan membungkuk dan melompat pada langkah terakhir agar dapat menolakkan kaki dengan kuat, sehingga dorongan keatas akan menjadi sekuat mungkin. Besarnya pembungkukan akan berbanding terbalik dengan kekuatan otot-otot betis dan quadriceps.  

        Membungkuk dan melenting sebelum lompatan juga memungkinkan kaki ayun-mengayun kuat keatas. Kedua gerakan ini menambah gaya angkat badan, prinsip pemindahan momentum dari bagian ke keseluruhan. 

        Titik berat harus langsung diatas kaki tumpu pada saat tolakan kuat keatas dilakukan. Ini untuk meyakinkan bahwa arah gaya tolakan lebih mendekati vertical. Ketika pelompat mendekati mistar, kaki pada langkah terakhir sebelum melompat harus didepan titik beratnya agar gerak majunya terkontrol.

        Sudut tolakan akan bergantung kepada jarak titik tolak dari mistar. Jarak itu bergantung kepada bentuk gaya dan ukuran besarnya pelompat. Untuk lompatan yang baik tidak lebih dari lima kaki. Pelompat hendaknya bertolak sedekat mungkin dengan mistar. Tolakan yang lebih dekat kepada mistar menghasilkan gaya tolak yang lebih besar. Makin dekat tolakan kepada mistar, makin besar gaya efektif kearah vertical.

        Untuk mengatasi keterbatasan badan dalam menolakkan titik berat kearah vertical, dua langkah harus diambil :
  1. Atlet yang tinggi badannya atau mereka yang titik beratnya tinggi letaknya dan mereka yang berkaki panjang dan mereka yang kekuatan kakinya besar yang dicari untuk pelompat tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa pelompat-pelompat tinggi merupakan sekelompok atlet yang lebih tinggi dari pada atlet-atlet lain.
  2. Mengambil bentuk-bentuk gaya untuk lompatan yang memerlukan kenaikan titik berat minimum diatas mistar.
        Gaya Eastern. Sifat utama dari gaya eastern adalah kenyataan bahwa titik berat lebih dekat dengan mistar ketika pelompat melewati mistar dari pada gaya gunting. Jadi dalam melompat dapat dicapai efisiensi yang lebih besar. Awalan biasanya dari depan, tetapi dapat juga dari salah satu sisi atau membentuk busur. Kaki ayun dan lengan yang berlawanan mengayun kuat-kuat kearah mistar untuk memindahkan momentum dan memutar badan sehingga pelompat terbaring horizontal dengan bagian punggung dari samping kearah mistar pada saat ia melewati mistar itu. Sikap ini menjauhkan kepala dari kaki, mengangkat panggul untuk membantu melewati mistar.

        Lutut kaki pelompat biasanya ditekuk dan menyisip dibawah untuk memungkinkan kaki ini berputar lebih cepat. Lengan disamping kaki pelompat diangkat dan pada waktu lengan itu melewati mistar diayunkan kebawah dengan tajam sehingga bahu yang berlawanan berputar menjauhi mistar. Dalam gaya ini badan harus bergerak mendatar ketika melewati mistar. Oleh karena sudut tolakan harus tajam. Karena tinggi sedikit dikorbankan untuk mencapai jarak horisontal, maka lompatan tertinggi tidak dibuat dengan gaya ini.

        Western Roll, yang disebut western roll cendrung untuk memperbaiki kelemahan ini dan hasilnya adalah 3 atau 4 inci lebih tinggi daripada gaya eastern. Pelompat mendekati mistar dari samping dengan kaki pelompat dekat pada mistar. Ini memberikan sudut tolak yang lebih besar sehingga lebih banyak gaya diarahkan vertical dan dengan demikian jarak horizontal yang harus dilalui berkurang pada waktu melewati mistar. Gerakan ini dapat memutar badan dan menarik panggul keatas. Lengan pada sisi kaki ayun juga mengayun keatas dan melewati mistar. Pada gaya ini kepala dan bahu melewati mistar lebih dahulu dan bagian samping badan lebih kearah mistar dari pada punggung. Setelah lengan melewati mistar diayunkan kebawah untuk mengangkat lengan yang lain. Kaki pelompat ditekuk untuk memberikan kesempatan rotasi yang lebih cepat.

        Belly Roll. Gaya Belly Roll telah berkembang sebagai adaptasi dari gaya western. Dipandang dari fisika, ini barangkali bentuk yang lebih sempurna. Gaya ini memberikan gaya angkat sedikit lebih besar dan membawa titik berat lebih dekat kepada mistar. Lompatan dengan gaya ini dapat menghasilkan 3 dan 4 inci lebih tinggi dari pada lompatan dengan western roll.

        Awalan dibuat dari sudut 35-45 derajat dengan mistar, ini menyebabkan ayunan kaki dan tangan diarahkan vertical tanpa kehilangan gaya untuk rotasi. Kaki ayun dan tangan melewati mistar lebih dahulu pada saat pelompat mengangkangi mistar. Badan menghadap ke mistar dan direntangkan horizontal sepanjang mistar pada waktu melewatinya. Badan berputar sedikit lebih awal dari pada dalam western roll. Kaki pelompat ditekuk pada lutut pada saat diayun keatas mistar untuk mengurangi reaksi dan kemudian diluruskan pada saat melewati mistar. Tangan dan kaki ayun diayunkan ke bawah untuk membantu mengangkat kaki pelompat dalam melewati mistar.      

Lari Gawang      


Lari gawang merupakan modifikasi dari nomor lari yang terdiri dari 10 langkah yang panjang, bukannya 10 lompatan. Tujuannya adalah mengangkat titik berat badan secukupnya untuk melewati gawang, meletakkan kembali kaki yang melangkah ke tanah secepat mungkin untuk memulai lagi gerak gerak-gerak melangkah secara teratur. Mekanika tentang lari juga berlaku pada lari gawang. Mekanika melalui gawang dititik beratkan kepada menjaga agar titik berat rendah dan secepat mungkin meneruskan langkah berlari. Dalam lari gawang pandangan mata dipusatkan kepada puncak gawang dengan maksud untuk menekankan bahwa pelari gawang harus hanya menyerempet puncaknya dan dengan demikian menjaga titik berat serendah mungkin.

        Pada waktu melewati gawang, kaki meninggalkan tanah tepat seperti dalam langkah berlari. Untuk gawang yang tinggi, titik tolak 6-8 kaki dari gawang. Waktu kaki terangkat melewati gawang, badan membungkuk kedepan, ini untuk menjaga titik berat tetap rendah. Waktu kaki turun, badan diangkat. Gerakan ini mengangkat panggul dan menarik kaki yang dibelakang melewati gawang. Kaki belakang harus diangkat setinggi mungkin sesuai dengan sudut yang dibuat oleh badan dan gawang, dengan jari kaki menunjuk keluar dan diusahakan sedapat mungkin pada satu bidang horizontal, jelas disini pentingnya latihan penarikan otot.

        Ayunan tangan sama dengan dalam berlari. Ini membantu dalam membungkuk ke depan. Ayunan tangan dapat berbeda-beda sesuai dengan bentuk pelari gawang, sama halnya seperti pelari-pelari biasa. Jika tangan pelari gawang relatif sangat ringan, kedua tangan dapat dibawa kedepan. Ini membantu dalam membungkukkan badan, meskipun hal ini sebaliknya dapat mempengaruhi keseimbangan.

        Pada saat kaki depan telah melewati gawang, kaki ini kembali ke tanah lebih cepat dengan mengangkat badan dan menjatuhkan kaki. Gerakan ini akan membawa tapak kaki ke tanah kira-kira tiga kaki dari gawang. Jadi titik berat akan sedikit didepan tapak kaki yang akan memberikan momentum kedepan kepada badan dan mencegah pengurangan kecepatan yang dimulai ketika badan sedang melayang diatas gawang.

        Langkah pertama setelah melewati gawang harus diperpendek untuk alasan yang sama seperti dalam mekanika untuk start. jika langkah ini terlalu panjang sehabis melewati gawang, maka sebanyak 1,5 detik dapat hilang dalam lomba lari gawang.

        Ada kecendrungan bagi pelari gawang untuk membuat langkah lebih panjang agar dapat membatasi langkah mereka sampai tiga antara gawang-gawang. Dalam melakukan ini tapak kaki menyentuh tanah didepan titik berat dan hasilnya kehilangan waktu. Kesalahan biasanya terletak pada sudut badan yang kurang baik pada waktu mendarat setelah melewati gawang dan pada sudut badan diantara gawang-gawang. Badan biasanya terlalu tegak.

        Untuk melatih lari gawang, praktek selama masa belajar permulaan dapat dimodifikasi. Tinggi gawang dapat diturunkan. Jarak antara gawang-gawang dapat berjarak 10 yard. Palang yang mudah lepas dapat mengurangi kekawatiran jatuh jika gawang tidak dapat dilampaui.  

        Pada permulaannya pelari boleh menabrak palang sampai langkahnya dipahami. Kemudian palang dapat dilewati. Akhirnya jika bentuknya sudah benar palang dapat dinaikkan sampai kepada tinggi yang semestinya. Sejarah pengurangan waktu dalam lari gawang sebagian besar bergantung kepada perbaikan bentuk.

Sprint


Dalam Cabang atletik nomor lari, tujuan pelari adalah menempuh jarak tertentu dengan waktu tempuh sekecil mungkin. Jadi tujuan dasar dalam lari adalah untuk memaksimalkan kecepatan rata-rata lari dijalur lomba. Lari 100 meter berlangsung dengan cepat dan singkat, sehingga menuntut sprinter untuk berlari dengan sebaik mungkin pada semua tahap lari, sehingga tidak melakukan kesalahan sedikitpun yang menyebabkan tertinggal oleh sprinter lain. Menurut Muller (2000) waktu lari 100 meter ditentukan oleh dua hal yaitu panjang langkah dan frekuensi langkah lari. Panjang langkah optimal dalam lari ditentukan oleh sifat-sifat fisik pelari dan oleh daya kekuatan yang digunakan pada tiap langkah lari. Frekuensi langkah yang optimal tergantung penggunaan bagian tubuh saat lari, teknik dan koordinasi.

        Tahapan lari 100 meter adalah start, lari dan finish, semua tahapan mendapat perhatian serius sebagai faktor pendukung pencapaian prestasi. Masing-masing tahapan lari memerlukan teknik yang berbeda, yakni :
  1. Tahap start memiliki spesifikasi antara lain reaksi cepat terhadap aba-aba/pistol dan penerapan secara aktif daya eksplosif dari otot-otot atlet untuk memulai gerak lari.
  2. Tahap lari memiliki spesifikasi teknik antara lain memaksimalkan kecepatan horisontal dari dua gerakan yaitu gerak topang dan gerak layang.
  3. Tahap finish lari 100 meter memiliki spesifikasi antara lain kecepatan gerak bagian tubuh bagian atas dan koordinasi gerak tubuh bagian atas dan bawah.  

Lompat Jauh


Gerak lompat jauh merupakan gerakan dari perpaduan antara kecepatan (speed), kekuatan (strenght), kelenturan (flexibility), saat melecut setelah menolak, daya tahan (endurance), dan ketepatan (acuration). Saat menumpu di balok tumpuan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan lompat jauh:
  1. Pertahankan kecepatan sampai saat menolak.
  2. Berusahalah mencapai dorongan yang cepat dan dinamis dari balok tumpuan.
  3. Rubahlah sedikit posisi lari, bertujuan mencapai posisi lebih tegak.
  4. Manfaatkan gerakan lengan dengan baik.
  5. Capailah jangkauan gerak yang baik.
  6. Gerak akhir sebaiknya diusahakan sekuat mungkin menggunakan tenaga semaksimal mungkin.
  7. Latihan gerakan pendaratan.
  8. Kuasai gerak yang benar dari lengan dan kaki untuk mendapatkan lentingan saat melayang di udara.

Analisis yang bisa dilakukan terhadap faktor-faktor dasar lompat jauh adalah:

Awalan   
        Awalan dalam lompat jauh merupakan lari dengan percepatan dari start berdiri. Tujuan awalan pada lompat jauh adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi mungkin sebelum mencapai papan tolakan. Ancang-ancang atau awalan yang dilakukan oleh pelompat harus secepat mungkin, karena dua pertiga prestasi lompat jauh tergantung pada ancang-ancang dan sepertiga pada lompat, oleh karena itu berbagai tahap tehnik lompat jauh sangat dipengaruhi unsur kecepatan sprint dan kondisi. Untuk itu, maka harus melakukan latihan lari cepat dengan kecepatan maksimum dan melakukan latihan mengalihkan langkah pada tumpuan tanpa menurunkan kecepatan.  

Cara mengambil awalan bermacam-macam diantaranya:
  1. Mencoba beberapa kali melakukan awalan, sehingga tepat, kemudian baru diukur.
  2. Beberapa kali lari dengan balok tolakan ke tempat dimana akan memulai awalan.
  3. Gabungan dari kedua cara tersebut.
Jarak untuk melakukan awalan tidak dapat ditentukan, hal ini ditentukan olah masing-masing atlet sesuai dengan kondisinya. Sedangkan jarak untuk awalan sekitar 30 meter sampai 40 meter.

Tolakan  
        Dalam melakukan tolakan, pelompat menapakkan kaki tolakan yang sejajar dengan tumitnya. Pada saat itu badan agak condong kebelakang. Telapak kaki untuk menolak bergulir kedepan melalui seluruh telapaknya. Kaki (tungkai) tolak sedikit dibengkokkan (sampai lebih kurang 150 derajat) dan disusul oleh kaki ayun dan pada waktu itu lengan membuat gerakan yang berlawanan dengan gerakan kakinya. dalam tahapan ini sangatlah penting bahwa bagian atas dijaga tegak mengarah kedepan.

        Tolakan dimulai dengan meluruskan tungkai dari pergelangan kaki tolakan. Paha kaki ayun horizontal dan bagian bawahnya bergabung lurus ke bawah. Badan tetap tegak, lengan menunjang gerak pada saat tolakan (tinggi ke depan, kemudian turun kebelakang).

        Dalam melakukan gerakan tersebut, pelompat harus mengarahkan tolakan, untuk melakukan tolokan ke atas dengan sudut 45 derajat, karena secara teori bahwa dengan sudut 45 derajat tersebut akan didapat jarak lompatan yang paling jauh. Pada sudut 45 derajat ini akan di dapat komponen vertical sama dengan komponen horizontal dan akan dihasilkan waktu maksimal di udara serta kecepatan horizontal akan lebih jauh.

Melayang di Udara 
        Bahwa untuk membantu tolakan keatas lengan harus diayunkan keatas dan kaki yang melangkah diayun setinggi mungkin, dimana kaki tumpu harus ditekuk. Sesudah kaki tumpu meninggalkan balok tolakan, lutut ditekuk sehingga dapat dibawa kedepan dengan lebih cepat. Kemudian pelompat menurunkan kaki ayun, kaki ayun sampai bagian atas dan bawahnya membentuk sudut 90 derajat. Pada waktu itu juga lepas tapak (kaki tolak) ditarik kedepan di bawah tubuh. Pada waktu yang sama lengan diangkat dan seluruh badan diluruskan dalam posisi sedikit melengkung. Ini adalah sifat khas gaya gantung, yang dibentuk untuk meredam gerak rotasi kedepan yang tidak diinginkan sebagai akibat dari tolakan dan membantu kaki yang baik untuk membentuk posisi pendaratan yang efektif. Sebagai aksinya adalah pengayunan lengan dan badan kedepan dan sebagai reaksinya adalah gerakan tungkai kaki kedepan.

Mendarat  
        Suatu pendaratan yang baik dipersiapkan dan ditentukan dalam fase melayang sebelumnya. Keterampilan dan syarat-syarat yang diperlukan (tenaga/kekuatan otot perut), memungkinkan untuk memegang sikap tegak selama mungkin. Suatu otot perut yang kekurangan tenaga, selanjutnya mengakibatkan kaki terlalu cepat menurun dan suatu pendaratan yang terlalu dini. Jadi kekuatan otot perut sangat diperlukan untuk membawa tungkai jauh kedepan.

        Pendaratan yang baik hendaknya merupakan lanjutan dari pola melayang pusat gaya berat. Tentunya harus terletak sejauh mungkin, yaitu pada jarak horizontal terbesar antara tumit dan pusat gaya berat tubuh. Jadi pada saat sebelum menyentuh pasir, kedua kaki/tungkai diluruskan/dijulur kedepan dan badan membungkuk kedepan. Pada saat seperti ini tentu saja diperlukan kelenturan otot yang baik untuk melakukan pendaratan yang baik pula sehingga akan diperoleh hasil lompat yang jauh. Setelah tumit menyentuh pasir, kedua lutut segera ditekuk dan biarkan badan condong terus kedepan.   

Renang


Gaya Dada 
        Prinsip gerakan lengan pada gaya dada adalah kedua lengan bergerak bersama-sama, tetapi tidak boleh diletakkan bersama-sama dimuka kepala. Sudut mendayung yang paling efektif adalah dari 45 derajat dimuka sampai 45 derajat dibelakang. Tetapi lengan harus masuk kedalam air dengan sudut kurang dari 45 derajat. Lengan benar-benar harus diluruskan supaya memperoleh keuntungan dari sebuah pengungkit yang panjang seperti pada gaya-gaya yang lain.

        Gerakan kaki harus sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi hambatan sampai pada batas minimum dan mengembangkan daya yang maksimum. Untuk mengurangi geseran, paha sedapat mungkin pada posisi mendekati horizontal. Paha tidak direntang pada sudut yang terlalu besar, agar kedua paha tetap dalam ruang luas badan. Sudut tolakan yang efektif besarnya sekitar 45 derajat, karena itu rentangan kaki yang lebar menyebabkan bertambahnya hambatan. Lutut harus ditekuk pada waktu paha direntang. Ini memudahkan gerakan didalam merentangkan paha, makin pendek radius makin besar kecepatan sudutnya untuk gaya yang sama. Dengan lutut-lutut ditekuk berarti tetap dalam ruang luas badan dan mengurangi hambatan.

        Setelah lutut-lutut diluruskan pergelangan kaki harus ditekuk sehingga tapak kaki yang bertugas sebagai pedal dapat diusahakan mendekati sudut 90 derajat dengan arah gerakan. Fleksibilitas lutut dan pergelangan kaki penting sekali untuk gerakan yang kuat.

        Penelitian membuktikan bahwa daya yang terbesar dikembangkan dari pukulan bila lutut dan pergelangan kaki fleksibel dan tidak kaku. Gerakan kaki katak pada gaya dada ternyata sangat bertenaga, dan besarnya sampai dua atau tiga kali lebih kuat dari pada gaya dorong gerak tendangan kepakan. Tetapi ini memang perlu karena gerakan kaki katak ini menghasilkan hambatan yang lebih besar. Besarnya hambatan ini berbeda-beda sesuai dengan kuadrat dari kecepatannya.

        Untuk mendapatkan gerakan yang kontinyu yang merupakan penyimpanan energi yang lebih effisien, kaki dan tangan harus bergerak bergantian. Kalu lengan bergerak, kaki istirahat. Hambatan akan menjadi lebih besar apabila gerakan badan dipercepat. Kecepatan yang lebih besar dari gaya dada meskipun gaya hambatannya bertambah. Tentu saja ini merupakan penggunaan energi yang lebih besar dan kurang effisien. Kondisi yang sangat baik diperlukan.


Start
        Seperti halnya dalam lari, start merupakan pembatalan keseimbangan dan memberikan gaya yang terbesar melalui jarak yang terjauh. Kaki rapat, jari-jari kaki melewati tepi tembok start dan berat badan terletak diujung tapak kaki. Perenang akan mendapatkan keuntungan dalam start apabila ia berayun kebelakang pada tumitnya pada waktu start. Gerakan ini melemparkan titik berat badan kedepan keluar dari dasar penumpu dan menyebabkan badan jatuh karena gravitasi bumi. Eksperimen menunjukkan bahwa gerakan ini menghasilkan start yang cepat. Ini memberikan keuntungan sebesar tiga kali lipat dalam start. Maka dari itu teknik ini berguna sekali untuk dikuasai.   

        Kaki dalam posisi yang baik untuk dapat bertolak dengan kuat. Tekukan lutut harus sesuai dengan kekuatan otot-otot kaki. Lengan harus diayunkan kuat-kuat kedepan diatas kepala untuk menambah gaya dorong kaki kebelakang dan memberikan momentum kepada badan. Hal ini sesuai dengan hukum Newton ketiga dan prinsip bahwa momentum dari bagian diteruskan ke keseluruhan. Badan harus benar-benar diluruskan dan meninggalkan tembok start hampir dalam suatu bidang horizontal. Ini akan melemparkan badan pada jarak terjauh sebelum masuk air.     

        Sudut masuknya badan kedalam air harus dibuat setajam mungkin agar arah gaya se horizontal mungkin. Sudut ini akan bergantung kepada ketinggian permukaan tembok start pada permukaan air serta daya tolak dari perenang. Oleh karenanya setiap perenang harus menentukan sendiri sudut ini melalui percobaan-percobaan. Ia harus menghindari jatuhnya badan ke air dengan mendatar. Tanganlah yang harus menyentuh air lebih dahulu. Kepala harus tetap diantara kedua lengan untuk mengurangi hambatan.


Pembalikan    
 
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pembalikan yakni:
  1. Badan harus berputar dalam lingkaran yang sekecil-kecilnya, sebab makin pendek radius lingkaran makin besar kecepatan sudutnya dengan gaya yang sama.
  2. Tolakan harus dilakukan dengan lutut ditekuk sesuai dengan kekuatan otot-otot kaki. Oleh karena itu tolakan jarang sekali dimulai dengan panggul pada dinding. Tekukan lutut jarang melebihi 90 derajat.
  3. Tolakan harus dilakukan dalam arah horizontal agar gaya-gayanya menjadi paling efektif.
  4. Kepala harus diantara kedua lengan untuk mengurangi hambatan dan menambah jarak tolakan.

 

Senam         


Aktivitas Keseimbangan   
Hal yang sangat penting di dalam aktivitas keseimbangan adalah memelihara titik berat badan tetap jatuh didalam dasar penumpu. Jika hal ini dilakukan, tidak ada momen gaya yang memutar badan. Dasar penumpu harus dibuat seluas mungkin untuk meningkatkan stabilitas badan. Hal ini dapat dilakukan dengan meregangkan tangan dalam hand stand. Di dalam head stand, tangan harus diletakkan sejauh mungkin didepan wajah. Merentangkan jari-jari tangan juga memberikan tumpuan yang lebih baik bagi tangan. Bila badan bertumpu diatas satu tangan, merentangkan jari-jari tangan merupakan satu-satunya cara untuk memperluas dasar penumpu.

        Jika hand stand dilakukan diatas palang tunggal, tangan-tangan dapat diregangkan, kekuatan pegangan tangan dapat mengganti kenyataan bahwa tangan dan jari-jari tidak dapat diletakkan mendatar atau merentangkan jari-jari.   

        Agar dapat memelihara titik berat tetap diatas titik pusat dasar penumpu orang harus dapat mengkompensasi gerakan-gerakan untuk mempengaruhi gerakan-gerakan yang menyebabkan tidak seimbang. Misalnya kalau kaki bergerak  kebelakang, badan dapat dibungkukkan untuk melemparkan beban kompensasi dalam arah yang berlawanan atau kepala dan bahu dapat digerakkan dengan menekuk kedua siku. Kalau orang berjalan dengan tangan, berat harus dipindahkan ke tangan yang bertumpu pada waktu tangan yang lain diangkat sehingga titik berat diatas tangan ini.

        Seni dalam melaksanakan teknik-teknik keseimbangan terletak pada kepekaan terhadap posisi titik berat dan kemampuan membuat penyesuaian yang cepat dan baik untuk memelihara keseimbangan. Seni ini akan menjadi lebih sempurna bila orang memelihara keseimbangan pada penumpu yang berayun seperti pada gelang-gelang berayun. 

Back Roll 
Sikap permulaan berdiri tegak dengan lutut-lutut kaku. Kemudian badan dibungkukkan pada pinggang dan badan jatuh kebelakang, keseimbangan dibatalkan. Sebelum pantat menyentuh bat, badan diluruskan. Gerakan ini membantu meringankan gaya jatuh dengan menghasilkan gerak mengguling. Pelurusan badan ini melemparkan titik berat ke belakang pantat atau keluar dari dasar penumpu. Gerakan ini membatalkan keseimbangan dan memberikan momentum untuk mengguling. Momen gaya sama dengan masa benda kali tangan momen, yang merupakan jarak yang titik beratnya diluar sumbu putaran dalam hal ini adalah pantat. Kaki ditarik ke dada, suatu gerakan yang memperpendek radius putaran dan mempercepat rol. Tangan diletakkan ke bawah pada waktu benda mengguling dan digunakan sebagai titik tumpu yang baru dan sebagai pusat putaran. Tangan-tangan mendorong mat setelah titik berat melewati titik tumpu dan reaksi dari dorongan ini memutar dan mengangkat dan memutar badan ke posisi berdiri (hukum Newton ketiga).

        Jika akan membuat head pada akhir dari rol badan diluruskan. Gerakan ini memperlambat putaran. Keseimbangan adalah fungsi dari luas dasar penumpu. Tangan diletakkan sejauh mungkin ke belakang dari kepala untuk memberi dasar yang luas dan didepan titik berat untuk menghentikan rol. Kaki-kaki diluruskan diatas dasar penumpu. Kondisi lain dari keseimbangan adalah untuk memelihara titik berat didalam dasar penumpu.

Neck Spring   
Neck spring ini dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa momentum dari bagian memberikan momentum ke keseluruhan. Kaki mengayun kuat ke depan. Gerakan ini membawa panggul keatas dan kemudian ke kepala (tekanan tangan membantu gerakan ini). Lutut-lutut ditekuk sehingga badan dapat mendarat pada tapak-tapak kaki. Titik berat ada dibelakang titik tumpu, karenanya momen gaya cenderung menarik badan ke belakang. Bila tidak ada cukup momentum ke depan untuk mengatasi momen gaya kearah belakang, lutut-lutut ditekuk dan badan membungkuk pada pinggang untuk memperpendek tangan momen. Lengan-lengan diayunkan ke depan untuk menambah momentum ke depan dan titik berat meluncur sepanjang garis gerakan. Neck spring diatas palang sejajar merupakan contoh yang sempurna dari penggunaan pengalihan momentum dari bagian kekeseluruhan. Gerakan dimulai dengan bahu dan punggung diatas palang. Kaki ditekuk pada perut. Kaki mulai gerakan dari atas tangan dan menyepak kebelakang dan sedikit ke atas. Pada waktu kaki diluruskan, bahu didorong kuat ke atas.

Handspring     
Di dalam handspring ayunan ke atas dari kaki ke belakang memberi momentum kepada badan untuk berputar. Lutut-lutut ditekuk jadi memperpendek radius putaran dan mempercepat putaran. Pada waktu titik berat melewati posisi vertical, tangan-tangan mendorong mat. Reaksinya adalah mengangkat titik berat dan memberikan gaya lebih besar untuk berputar (hukum Newton ketiga). Pada waktu tapak kaki menyentuh lantai, badan mengikuti garis gerakan seperti pada neck spring. bila momentum putar telah menjadi terlalu besar, rol kedepan dapat dilakukan untuk menghindari jatuh kedepan pada wajah. Badan ditarik ke posisi vertikal dengan tangan diatas palang. Pada waktu kaki-kaki diluruskan lutut-lutut tidak boleh ditekuk lagi. Ini akan menghasilkan gerak berputar dan badan akan tidak terangkat, tetapi hanya akan berputar pada tangan-tangan.